Analis memprediksikan bahwa kinerja PT Bank Pembangunan Derah Jawa BBarat dan Bantek Tbk ( BJBR ) sepanjang tahun 2019 ini masih akan dihadapkan dengan banyak tantangan, salah satunya adalah upaya emiten dalam mendorong pertumbuhan kredit di tahun 2019.
Jika melihat pembukuan laba dalam tiga bulan terakhir ini, BJBR mengalami penurunan laba bersih sebesar 8,5%, yakni di angka Rp 459,9 miliar.
Mohammad Nafan Aji selaku analis Binaartha Sekuritas menjelaskan bahwa ia menargetkan harga saham BJBR di angka Rp 1.520 per saham. Ia merekomendasikan kepada setiap investor untuk menahan ( hold ) saham BJBR untuk saat ini.
Nafan menilai bahwa penurunan laba bersih yang saat ini terjadi diakrenakan adanya penurunan net interest income. Hal ini dikarenakan adanya bunga beban yang melebihi bunga pendapatan.
“NPL bruti BJBR saat ini ada di angka 1,72%, sedangkan neto di angka 0,97%. Berarti mereka harus memikirkan kinerja pertumbuhan kredit untuk masa yang akan datang,” ungkap Nafan.
Selain itu Nafan juga mengatakan bahwa BJBR ditargetkan untuk menjadi bank BUKU VI, dalam artian, BJBR harus memiliki modal inti diatas 30 triliun Rupiah.
BJBR juga dianggap harus meningkatkan fund raising di pasar modal dan harus mencari berbagai pinjaman agar dapat menjadi bank BUKU VI.
Raymond Kosasih selaku analis Deutsche Bank Research, dalam risetnya tertanggal 2 April kemarin melihat bahwa BJBR akan dihadapkan pada kondisi kredit yang besar. Namun ia berharap saham BJBR dapat meningkat hingga 13% di tahun 2020 mendatang.