Trip ke Amerika Pada Saat Musim Panas

Ya beginilah ekspresi gue tiap road trip, apalagi road trip di West Coast ini, udah dari dulu jadi top wishlist gue, walaupun kali ini waktu kita gak panjang cuman 2 days 1 night aja dan ngunjungin satu National Park aja tapi gue udah happy banget. Udah gue idam-idamin banget perjalanan ini dari dulu dan akhirnya diiyain temen-temen gue, thank you semuanyaaaaa, gue bahagia banget rasanya.

Yang paling seru dari road trip tuh bisa puas-puasin nikmatin view kayak gini. Apalagi kalau ke negara yg punya musim beda ya, udah pasti viewnya juara! Kemaren perjalanan dari LA dimulai dari lewatin gurun berbatu, sampai akhirnya tibalah di Mammoth Lakes ini malem harinya yg punya kontur lebih banyak vegetasinya. Kemaren pas udah gelap liat kiri kanan pepohonan pinus dan maple udah kecoklatan semua, bagus banget rasanya.

Hari ini rute kita keliling area Mammoth Lakes, karena jalur ke Yosemite masih ditutup. Udah bikin beberapa list spot yg wajib di datengin, karena areanya berdekatan semua kayak 15-30 menit driving aja. Dan yang pertama yang kita datengin adalah Mammoth Lakes. Cakepnyaa jangan ditanya, kaget tadi pas jalan liat di sebelah kanan kok ada danau bagus banget, ternyata itu Junes Lake, yaudah kita stop foto-foto bentar di spot ini. Postcard from Lake Basin, Mammoth. Ditahap bingung mau upload yg mana dulu saking senengnya ama foto-foto hasil jepretan disini. Kayaknya setiap sudutnya udah cantik semua!

Tau gak hari ini yg paling bikin happy apa? Akhirnya ke Yosemite National Park. Seneng dong bisa berkunjung langsung melihat El Capitan, Half Dome, North Dome sampai Sentinel Rock. Gilaaaak rasanya ketika wishlist lo dari dulu akhirnya kesampean, yg gue selalu inget Yosemite ini muncul ketika tiap buka macbook jaman 2014 dulu pas masih dijadiin wallpaper default di OS X Yosemite. Banyak ceritanya perjalanan kesini, yang pastinya jauuuuh capek dan jalannya cukup menantang ya jurangnya, tapi semuanya kebayar sih.

Berwisata ke Uzbekistan yang Terletak di Asia Tengah

Salom (Halo) Uzbekistan! Tidak pernah terpikir sebelumnya, saya berhasil sampai ke Uzbekistan, salah satu negara eksotis di Asia Tengah. Ini benar-benar mengejutkan!

Saya akan membagikan semua pengalaman menggunakan OPPO Reno 10x Zoom baru, untuk menciptakan sudut yang lebih unik, perspektif yang berbeda dari negara ini!

Gambar pertama adalah gambar normal tanpa zoom. Yang kedua adalah 2x zoom, lalu 3x zoom, 6x zoom dan yang terakhir 10x zoom. Teknologi Hybrid 10x zoom benar-benar menakjubkan! Anda bisa mendapatkan lebih banyak detail bangunan dan berkreasi untuk menangkap sudut baru. Saya sangat bersemangat untuk berbagi lebih banyak!

Bingung mau berkata kata apalagi, Old citynya Uzbekistan bener bener cantik! Rasanya dibawa ke tahun djaman doeloe yg disekat tembok tembok benteng kerajaan lengkap dgn puluhan bangunan tua & bekas madrasah yg sudah disulap jadi tempat menginap!

Btw, ini view dari kamar mandi kami lol. Aku iseng-iseng buka pintu kamar mandi, eh langitnya lagi pastel. Terus iseng ambil foto pake OPPO Reno yg bisa ngezoom sampai sejauh ini. Kalo yg ini sekitar 6x zoom, sengaja biar dpt ibu yg jalan itu dgn latar masjidnya sebagai ‘focus of interest’. Traveling di Uzbekistan kali ini berasa lebih seruuu, banyak banget objek-objek menarik yg bisa diambil dgn fitur 10x zoom.

Mungkin salah satu hotel paling fotogenik yang pernah saya tinggali! Ini adalah hotel bintang orient, terletak di sisi kota tua Khiva. Dulunya adalah madrasah pada tahun 1838.

Kami bangun sangat pagi setiap hari untuk mendapatkan cahaya terbaik dan itu sepadan! Kota ini sangat indah di pagi hari. Kami berjalan-jalan hanya untuk menyegarkan pikiran kami, saya merasa kembali ke seratus tahun yang lalu.

Awalnya, Aku sama sekali gak berekspektasi apa tentang Uzbekistan. Apalagi pas searching di internet, refrensi banget foto menarik di negara yg terkenal dgn jalur sutranya ini.

Begitu nyampe Khiva, rasanya bener bener balik ratusan tahun laluuu. Semua bangunannya masih batu bata, meski banyak yang memiliki tapi keaslian bentuk bangunan tetap dipertahankan.

Terus makanan di Uzbekistan ternyata maknyusss. Pertama kali nyobain Plov, semacam ‘nasi goreng’nya Uzbekistan, lengkap dgn taburan kismis, parutan wortel dan di atasnya ditambah dgn potongan daging kambing/sapi yg guriiih banget. Kami jg nyobain dumpling tradisional & BBQ kebabnya orang Uzbek. Enaaanya gak ketulungan! Cuma kurang cabai bubuk aja

Susahnya Move On Ketika Sampai di Destinasi Liburan

Masih belum bisa move on dari spot di desa Pinggan, ada satu lg foto yg ingin aku share. Jadi awalnya spot jembatan ini bukan spot utama kami, tapi karena disesatkan oleh google maps, dari pada ketinggalan momen sunrise, yowislah kami menepi dan fotoan aja di sini.

Btw, belakangan cuaca di Denpasar lagi dingin ya, malemnya berasa lagi di daerah pegunungan. Ada yg tinggal di luar Denpasar dan ngerasain suhu yg lebih dingin dari biasanya?

Akhirnya waktunya tiba juga. Saya dan tim telah merencanakan pendakian gunung yang ada di Bali tengah. Selama beberapa minggu sudah kami rencanakan dan kami tunggu. Pegunungan di Bali tengah ini merupakan pilihan trekking yang sangat cocok sekali di masa pandemi ini. Apalagi saat ini sudah masuk ke tahap new normal.

Apa momen yg paling kalian rindukan semasa kecil ketika teman-teman sudah beranjak dewasa?

Kalo aku — main kelereng, petak umpet, sepedaan ditemani ayah, atau sekedar wisata di kebun raya bareng keluarga. Aku jg sewaktu kecil sangaaat suka merengek minta dibelikan majalah bobo dan kreatif, karena dari buku buku inilah aku bisa banyak belajar nilai moral dan berkhayal hal hal baru.

Menyambut Hari Anak Nasional, aku ikut menyuarakan kampanye dari teman-teman bounceback.id yg dengan sukarela menyumbangkan waktu dan pikiran mereka untuk membagikan buku cerita anak anak ke beberapa daerah di seluruh Indonesia.

Disini saya ingin mengajak teman – teman semua untuk bantu dengan sukarela dan ikhlas dalam menyumbangkan dana. Berapapun jumlahnya akan sangat berguna bagi masa depan adik – adik disini. Mayoritas dari adik – adik disana memiliki kendala untuk belajar dan mendapat ilmu secara layak dan normal. Terutama di situasi pandemi yang membuat banyak faktor yang mempersulit pendidikan.

Semoga di masa pandemi ini kita masih bisa memiliki rejeki berlebih untuk membantu orang – orang yang membutuhkan ya. Peduli dengan lingkungan sekitar juga menjadi salah satu pertanda bahwa kamu sudah beranjak dewasa loh! Saya berharap anak – anak di negeri ini memiliki kesempatan yang sama untuk mengayom pendidikan yang layak. Selamat berbuat kebaikan!

Setiap Perjalanan Pasti Meninggalkan Sebuah Cerita

Say hello from Wakayama, Japan! Seneng banget akhirnya balik lagi ke Jepang, dan pertama kalinya explore Wakayama. Di hari pertama ini ngunjungin Kuroshio Market, pasar yang terkenal dengan seafoodnya yang super fresh. Disini kita bisa ngeliat langsung proses pengolahan hasil laut, seperti tuna, salmon dll. Dan hasil laut disini bisa langsung kita pilih dan santap secara langsung. Seruuu bangeeet nyicipin semua fresh seafood disini ampe food coma!

We woke up early this morning just to try onsen in Sakinoyu. Dan onsen ini sebelahan langsung dengan laut, dan super dingin banget udaranya, hampir 3°C pagi ini. This place usually opens 8AM, but we was there around 7AM with visit wakayama team, so nobody was there but us. Dan kali ini kita dibolehin buat ngambil foto dan video sepuasnya (Because you can’t take photos around Onsen in Japan).

Gunung, sebuah tempat yang udah banyak banget ngajarin gue kalau setiap perjalanan itu pasti memiliki makna dan pelajaran hidup. Gunung juga yang ngajarin gue bahwa kebersamaan dalam sebuah tim itu penting banget. Gunung juga yang udah ngebentuk mental gue kayak sekarang. Gunung juga yang udah ngebawa gue menjelajah lebih jauh ke berbagai negeri. Gunung juga yang udah ngasih gue banyak temen-temen hebat (miss you all my hike partner!).

Banyak banget hal yang gak mungkin dijabarin satu-satu yang udah gue dapetin dari tiap pendakian yang udah dilaluin. Suka, duka, tawa, canda sampe nangis semuanya udah terjadi disini, yg ceritanya udah terukir apik didalam hati dan gak bakalan bisa dilupain. Berapa kalipun mendaki gunung, sudah pasti akan selalu ada cerita dibaliknya. Karena setiap perjalanan tentu saja akan meninggalkan cerita.

Yang dulunya hampir tiap bulan selalu nyempetin buat ngedaki, tapi hampir setahun ini nggak nyentuh lagi dunia pendakin, rasa kangen nggak kemana, semoga ada kesempatan buat ngedaki lagi. Stay safe dan smart hike buat para pendaki lainnya.

Traveling Yukk, Nih Asal Usul Goa Pindul Yogyakarta

Goa pindul yang ada di yogyakarta yang tepatnya ada pada daerah gunung kidul memiliki daya pikat tersendiri saat akan melakukan traveling. Nuansa yang eksotis yang ada pada goa pindul yogyakarta menjadi daya tarik yang dapat memanjakan mata pengunjungnya.

Aliran air yang sepanjang 350 meter dan memiliki kedalaman 12 meter dapat mengalir tenang di dalam goa pindul, sehingga para pengunjung dapat melihat stalaktif yang ada pada goa pindul tersebut.

Stalaktif yang ada di goa pindul yogyakarta tercatat menjadi stalaktif terbesar ke-4 yang ada di dunia ini. Suasana yang menawan saat melihat dinding goa berhiaskan dengan batu yang berbentuk menarik di dalamnya dan membuat hiburan yang tersendiri bagi para pengunjungnya.

Saat perjalanan menuju goa pindul yogyakarta para pengunjung juga di pandu oleh guide profesional  juga dilengkapi dengan pelampung agar para pengunjung dapat mengenal lebih jauh apa yang ada di goa pindul dan memiliki keamanan yang cukup.

Goa pindul adalah goa purba yang sudah mempunyai usia ribuan tahun. Ada sebuah asal usul tentang goa pindul yogyakarta yang berdasarkan sebuah legenda dari masyarakat sekitar, legenda tersebut menceritakan perjalanan Ki Ageng Pemanahan bersama Ki Juru Mertani yang telah diperintahkan oleh Panembahan Senopati Mataram untuk menewaskan bayi yang merupakan cucu dari Panembahan Senopati Mataram.

Kedua Pesuruh tersebut kemudian sepakat tanpa sepengetahuannya dan tidak akan membunuh bayi tersebut. Saat menempuh perjalanan bayi itu terus menangis dan kedua abdi tersebut bermaksud akan memandikan bayi itu. Tetapi tidak ada sumber mata air disana, kemudian Ki Juru MArtani membawa bayi menuju atas bukit lalu menginjakkan kakinya dengan keras pada puncak bukit.

Dengan kesaktian Ki Juru Martani injakan keras tersebut membuat lubang besar juga mengangah dengan sumber mata air mengalir di bawahnya. Saat ini lubang itu disebut dengan goa pindul yogyakarta.

Saat Ki Juru Martani sudah tidak sabar untuk memandikan bayi itu menggunakan sumber mata air tersebut, tanpa disengaja pipi bayi itu kebendul, yang artinya terbentur batu pada lubang goa. Dari awal itu goa dinamakan goa kebendul dan lama kelamaan berubah menjadi goa pindul.