Uma Lengge, Rekreasi Tradisi di Lumbung Padi

Sarai ! Atau selamat siang dalam bahasa Bima. Apa kabarnya siang ini ?
Devmin masih berada di Bima, Nusa Tenggara Barat nih. Pagi-pagi sekali, Devmin ditemenin oleh Guri (@langkahjauh ) berburu wisata cagar budaya di Bima.

Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki banyak sekali tradisi dan budaya yang beragam. Ada ratusan bahasa daerah yang berbeda – beda serta banyak suku yang masih meneruskan tradisi dari leluhurnya. Salah satunya adalah uma lengge yang akan kita kupas hari ini.

Uma Lengge adalah lumbung padi tradisional khas Bima. Uma Lengge terletak di Desa Maria, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara. Dari pusat kota Bima, di tempuh dalam waktu sekitar tiga puluh menit.

Uma Lengge telah berumur sekitar 4 generasi atau lebih dari seratus tahun. Namun, bangunan ini masih kokoh dan kuat meski beratap ilalang. Bahan dasar Uma Lengge umumnya dari kayu jati. Uniknya, Uma Lengge tidak memakai paku sebagai penguat antar sisi kayu. Kayu-kayu merekat secara apik dan kuat oleh pasak yang juga terbuat dari kayu. Di dalam Uma Lengge terdapat dua ruangan yang menjorok ke atas. Fungsinya untuk menyimpan hasil panen, semisal padi, gandum ataupun jagung. Pada jaman dahulu, selain sebagai lumbung, Uma Lengge juga dijadikan tempat tinggal oleh warga.
Selain Uma Lengge, di tempat ini juga ada Jompu. Jompu juga merupakan lumbung penyimpanan hasil panen. Namun yang membedakan antara Jompu dan Uma Lengge adalah bagian atapnya. Jompu telah tersentuh bahan bangunan modern, seperti genteng ataupun seng. Uma Lengge dan Jompu sama-sama mengajarkan filosofi hidup bergotong royong yang memang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Menurut warga Uma Lengge sendiri, orang lokal jarang banget mengunjungi tempat ini. Kebanyakan juga turis mancanegara. Sayang banget euy. Padahal, Uma Lengge merupakan cagar budaya yang harusnya bisa lebih kita kenal dan lestarikan. Ayo cinta dan lestarikan budaya Indonesia.

P.S Sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju Asi Mbojo di Pusat Kota Bima, untuk kembali belajar tentang sejarah dan kebudayaan Bima. Lembo ade.

Kerajinan Tangan Menganyam Berasal dari Indonesia

Menganyam adalah serat yang dirangkai sedikit demi sedikit sehingga membentuk dan menghasilkan sebuah benda yang kaku. Salah satu budaya Indonesia adalah dengan menganyam dan membuat barang – barang berguna untuk kehidupan sehari – hari dari hasil anyaman. Bahan untuk menganyam biasanya menggunakan serat dari tumbuhan, namun saat ini juga ada yang menggunakan plastik.

Anyaman dari tumbuhan yang digunakan dari tanaman tebu ataupun bambu bisa membuat barang yang terbentuk menjadi lebih awet. Di Indonesia, kerajinan ini menjadi salah satu budaya yang dilakukan oleh banyak masyarakat. Hasil anyaman biasanya dijual di pasaran dengan berbagai macam model. Rupanya wisatawan dari luar negeri juga sangat suka loh dengan hasil karya Indonesia satu ini.

Kali ini kita akan mengikuti perjalanan travel blogger Ashari Yudha yang berjalan – jalan sekaligus mampir ke tempat kerajinan anyaman. Simaklah kisah seru menganyam oleh masyarakat sekitar.

Ternyata menganyam itu nggak mudah, setidaknya ada 4 langkah dalam mengayam. Dimulai dari memisahkan daun lontar dari tulangnya sebagai bahan utama, lalu dilanjutkan dengan merebus daun lontar agar tahan lama. Setelah direbus, nanti bisa langsung di anyam dengan mengikuti pola yang diminta. Biasanya butuh waktu sekitar satu minggu untuk menyelesaikan satu keranjang yang berukuran cukup besar! Luar biasa sih ini langsung di ekspor ke luar negeri semua! Saya mencoba untuk menganyam, baru beberapa simpul jari udah auto gemeter. Susah banget ternyata butuh ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Juara emang.

Setelah itu, gantian tim dari #LivemoreBankless yang akan berbagi tentang pengelolaan keuangan dan kreativitas. Cukup banyak games yang dimainkan, mulai dari games yel-yel hingga games belanja 😅 keren sih ini saya yang baru mau nikah juga jadi banyak belajar untuk membedakan mana keinginan dan kebutuhan. Paling penting ini rek!

Untungnya, kegiatan kali ini diikuti dengan penuh semangat dan keceriaan! Jadi nggak hanya dapat pemandangan yang bagus dan belajar menganyam saja di pulau Solor,tapi dapat juga ilmu yang bisa diaplikasikan di berbagai macam bidang. Itu arti travel yang sesungguhnya.